watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

MENCOBA KEJANTANAN PRAJURIT

Pada suatu sore saat aku dengan Dewi temanku
dalam perjalanan di jalan bebas hambatan, waktu
itu hujan cukup deras sehingga jalanan kurang
nampak jelas dari kaca mobil kami. Dewi yang
memegang setir pada waktu itu sebenarnya juga
mengendarai dengan hati-hati, tapi karena sedang
apes mobil yang kami naiki itu keluar jalur dan
mobilnya terperosok ke dalam parit. Untung Dewi
tidak ngebut sehingga kami berdua selamat dan
tidak mengalami lecet sedikit pun. Karena
mobilnya terperosok ke dalam parit, maka kami
tidak bisa langsung membawa mobil ke jalur yang semestinya lagi.

“Waduh.. Sus! Nggak bisa keluar nih bannya,
mana HP-ku habis batterainya, wah! Gimana nih?”
Dewi panik dan sepertinya kehabisan akal.
“HP-ku juga nih, mana hujan lagi, sepi kendaraan
lagi, kalau gini sich! Meski ada orang yang
memperkosa kita nggak pa-pa deh! Asal kita
diantar pulang saja”, aku ngomong sekenanya.

“Gila kau Sus, tapi benar juga asal jangan kasar-
kasar kali ya, hehehe..!”
“Loh! Semakin kasar semakin nikmat lagi,
hahaha..!” kami tertawa seakan-akan kami sudah
terlepas dari masalah.
“Sus, kalau kita di dalam mobil saja, kita akan di
sini sampai mampus”, gerutu Dewi.
“Habis gimana lagi, di luar kan hujan gitu.”
“Yah kamu, nggak takut diperkosa, masak takut
sama hujan, ya sudah aku saja yang keluar,
kucoba dorong mobil ini keluar dari lubang”,
Dewi nekat dengan semangat empat lima dia
keluar dan mulai mendorong moncong depan
mobil sialan ini.
Aku melihat Dewi berusaha dengan keras dan
mengerahkan seluruh tenaganya, tapi mobil
sialan ini tidak bergerak sedikit pun.
“Sus! Hidupin mesinnya!” Dewi teriak-teriak,
kuhidupkan mesin lalu giginya kuganti gigi
mundur, ternyata mobil hanya bergeming sedikit
saja. Lalu aku ikut keluar dan juga mencoba
mendorong sama-sama dan ternyata tidak
membawa perubahan yang berarti.
“Ya.. nggak bisa juga Wik”, keluhku.
“Iyah, tapi bodimu cukup bagus basah-basah gini
Sus..”
“Kamu itu mabok ya? Tapi bodimu juga terlihat
bagus”, lalu kami tertawa-tawa.
“Hei..! Sus itu ada mobil, kita cegat yuk”, sambil
Dewi menunjuk ke arah mobil truk yang semakin
mendekat, dan kemudian kami bergegas berlari
sampai ke tengah jalan dan melambai-lambaikan
kedua tangan kami. Dan kami berhasil, truk itu
ternyata adalah truknya tentara.

“Kenapa kalian? Kenapa dengan mobilnya?” Teriak
supir truk, dan kami menghampirinya, “Itu Pak
mobil kami masuk parit, jadi mobil kami tidak
bisa jalan lagi nih Pak!” kujawab dengan nada yang mesra.

“O iya! Hei! Anak-anak bantu nyonya-nyonya ini
ayo cepat.” Kemudian turun empat orang dari
belakang truk itu.
“Mari Nyonya, anda yang pegang kemudi”, kata
salah satunya dengan tegas kepadaku, lalu
kujawab, “Loh, kok Nyonya sih, kan aku masih
muda dan single lagi”, sambil kugoda dia, huh
badannya tegap, tampangnya nggak jelek-jelek
amat, tapi yang penting kan bodinya kekar.


Kucoba menghidupkan mesin lagi beberapa kali
tapi tak mau hidup-hidup, waduh kenapa ya?,
dan kulihat ternyata bensinnya sudah habis.
“Waduh Mas bensinnya habis, ada cadangan
ngak mas-mas ini”, teriakku.
“Waduh maaf Nona kami tak punya..”
“Yah sudah, kalau gitu kami ikut kalian saja”,
setelah kami mengambil tas, kami langsung naik
truk mereka.
Setelah masuk, dengan santainya aku melepas
bajuku yang basah di hadapan keempat prajurit
yang tidak jelas pangkatnya itu, kulihat mereka
menatap kami tanpa berkedip sedikit pun, lalu
kudekati salah satu dari mereka setelah pakaianku
terlepas semua. “Kenapa? suka dengan bodiku
hmm..” godaku. Kulihat jakunnya naik turun dan
matanya tak henti-hentinya melihat payudaraku
yang boleh dibilang montok dan seksi cukup
mengoda pokoknya. Lalu kupegang tangannya,
kudekatkan ke bongkahan payudaraku,
“Gruungg!” suara itu tiba-tiba merusak suasana
hening, “Hei! Jangan berangkat dulu”, mereka
berempat bergegas mendekati jendela sopir,
entah apa yang mereka bicarakan.

“Sus, kamu sudah gila ya?” tegur Dewi yang
terlihat agak malu-malu tapi mau.

“Sudahlah, lagian kita kan kedinginan butuh
penghangat dong”, sambil kucubit susu kirinya
dan Dewi pun tersenyum dan mulai melepas
bajunya.
Mesin truk tak lama kemudian mati lagi dan
keempat prajurit itu dengan cepat melucuti
bajunya masing-masing. “Nona jangan salahkan
kami, karena kami sudah empat bulan tidak
pernah menyentuh wanita, mungkin nanti agak
kasar”, kata salah seorang prajurit yang hanya
tinggal celana dalamnya saja yang menempel di
tubuhnya. Kemudian dia mendekap tubuhku lalu
langsung melumat halus bibirku, ternyata dia
mahir memainkan lidahnya, nafasku habis
rasanya, dan sekilas kulihat prajurit yang lain
menggelar terpal dalam tuk yang cukup luas itu
dan kulihat Dewi sudah mulai dikerjai seorang
prajurit yang mulai membelai, mencium dan
mengulum dada montok milik Dewi.

Setelah beberapa saat berciuman, prajurit yang
berhadapan denganku mulai mencium leher di
bawah telingaku sambil mendesah-desah
merasakan kenikmatan, setelah itu dia merambat
mengerjai susu sebelah kiriku dengan liar dan
ganas. Ssst! Sunguh nikmat sekali. Dengan tiba-
tiba badanku ditarik lalu dibaringkan ke atas terpal
kasar di lantai truk itu. Sekilas kulihat supir tadi
juga mulai naik, kemudian dengan tergesa-gesa
melepas pakaiannya sampai polos, lalu
mendekatiku dan menuju selangkanganku,
kemudian dia menjilati liang kewanitaanku,
langsung aku mendesis dan mengeram, dengan
tiba-tiba prajurit yang tadi membaringkanku
langsung menghimpit kepalaku dengan
selangkangannya, kemudian dengan cepat
kulepas celana dalamnya. Setelah keluar batang
kemaluannya kemudian langsung kulahap batang
kemaluan yang lumayan besar itu. Kukulum-
kulum dan kusedot kuat-kuat hingga prajurit itu
mengeram-ngeram sambil menekan-nekan
kepalaku sampai aku sesak nafas. Sesekali aku
mendengus dan mendesis akibat ulah supir truk
yang mejilat dan menggigit lembut klitorisku,
sampai tubuhku mengejang lalu tak lama
kemudian sepertinya tumpah semua cairan
dalam liang kewanitaanku.
Aku tetap sibuk dengan batang kemaluan yang
ada dalam mulutku lalu kurasakan payudaraku
ada yang meremas dan sesekali dikulum-kulum.

Sungguh kewalahan aku melayani mereka.
Dengan tiba-tiba aku mendengar erangan Dewi
tepat di sebelah kiri kupingku, ternyata dia sedang
dalam keadaan tengkurap di antara kedua prajurit.
“Gilaa Suss.. ughh.. sst!” Dewi mulutnya ngomel-
ngomel nggak karuan sambil merem-melek tak
berdaya. Gila, Dewi dikerjai depan belakang. Lalu
prajurit-prajurit yang mengerjaiku berusaha
membimbingku untuk nungging, setelah
nungging di atas salah seorang dari mereka dan
setelah batang kemaluan prajurit di bawahku
tepat di antara bibir kewanitaanku, pantatku ditarik
dengan keras-keras hingga masuk semua betang
kemaluan prajurit itu dengan lancar karena liang
kewanitaanku sudah licin.
Setelah beberapa kali genjotan prajurit yang lain
berusaha memasukkan batang kemaluannya ke
dalam anusku. “Ssst.. aah.. aah!” Gila sakit banget,
baru kali ini anusku digarap orang. “Aaakkh..!” aku
menjerit sekuat tenaga begitu batang kemaluan
prajurit yang besar itu masuk ke dalam anusku.

Selang beberapa saat, terasa juga nikmatnya
gesekan dari dua lubangku yang sebelumnya
tidak terbayang, meski rasa sakit masih
menyertai. Kemudian tubuhku mengejang dan
sampailah aku pada klimaks kedua, tapi
kuperhatikan kedua prajurit itu masih sibuk
menggenjotku. Pelir besar tiba-tiba berada di
wajahku, kemudian peler itu didorongnya ke
mulutku yang kemudian kukulum dan kusedot, di
sela-sela desisan dan eranganku. “Ayo Nona
sedot yang kuat!” kata prajurit itu sambil
menekan-nekan kepalaku. “Uuugh.. aakh.. esst!”
suara geraman dan desisan silih berganti saling
sahut menyahut dalam truk itu.
Saat kulihat di sebelah, Dewi terkapar dan lemas,
sesekali dia mengeram karena prajurit itu masih
getol menyetubuhi Dewi. Gila rasanya aku mau
keluar untuk ketiga kalinya sebentar lagi, beberapa
saat kemudian kurasakan kedua prajurit yang
menyetubuhiku depan belakang mengeram serta
merangkul kuat-kuat tubuhku dan kemudian
kurasakan liang kewanitaan dan duburku
tersembur cairan yang hangat hampir
bersamaan, aku pun mencapai klimaks yang
ketiga.
Setelah aku mencapai klimaks, aku semakin
bersemangat mengulum dan menyedot batang
kemaluan di hadapanku sampai pada akhirnya
cairan hangat itu menyembur memenuhi rongga
tenggorokanku. Lalu prajurit itu melepaskanku
dan bergerak menjauhiku. Dan kulihat Dewi pun
mulai di tinggal sendirian, kemudian kelima
prajurit itu mendekat. “Ayo sini kita gantian, aku
pingin rasain juga dia”, kata salah satu dari
mereka sambil tertawa-tawa, waduh habis aku.

Dua prajurit yang menyetubuhi Dewi mendekat,
lalu satu dari mereka menggendongku dan
kemudian setelah pelernya tepat di tengah-tengah
liang kewanitaanku, aku sedikit diturunkan dan
amblas sudah batang kemaluannya tertelan liang
kewanitaanku tanpa halangan. Aku disetubuhinya
sambil berdiri, sambil tangannya tak henti-
hentinya naik turun dengan posisi aku merangkul
erat tubuhnya, kemudian dari belakang duburku
disodok peler dari belakang, aku menjerit dan
mengeram kesakitan, buah dadaku
digerayanginya dengan brutal.
Setelah beberapa saat aku dikerjain berdiri, aku
diturunkan kemudian aku disuruh mengangkangi
seorang prajurit, dan setelah pas masuklah
kembali peler besar itu dalam liang kewanitaanku,
dan yang lain menyusul menimpaku dari
belakang, dan bukannya masuk ke duburku
melainkan juga masuk ke dalam liang
kewanitaanku, gila ini prajurit, dengan kasar dan
brutal akhirnya masuk juga pelernya meski hanya
setengahnya, tapi sakitnya bukan main aku
menjerit-jerit minta ampun tapi tidak di
gubrisnya. Karena mungkin tidak memuaskan
dia, maka peler yang masuk hanya setengah itu
dicabutnya kemudian dengan serta-merta
menyodokkan ke duburku dengan keras, lalu
mengosoknya dengan brutal, tak lama kemudian
dia mencapai klimaks, setelah beberapa saat lalu
batang kemaluannya dicabutnya.
Sekarang aku berkonsentrasi pada satu orang
saja, aku merubah posisiku dengan posisi
nangkring di atas selangkangannya, kemudian
aku mulai naik turun dan sedikit goyang kanan
kiri, hingga tak lama kemudian pertahanannya
terlihat sedikit goyang, begitu pula aku sepertinya
aku akan mencapai klimaks keempat kalinya.

Setelah beberapa saat kurasakan liang
kewanitaanku di sembur cairan hangat dan
kemudian aku pun mencapai klimaks yang
keempat kalinya, kami pun saling menggeram,
lalu aku menggulirkan tubuhku di samping
prajurit yang terlihat lemas. Kulihat Dewi masih di
kerjai tiga orang prajurit, Dewi meringis-ringis
sambil terus dijejali batang kemaluan prajurit
yang besar itu. Karena aku merasa kasihan
dengan Dewi dengan sedikit sempoyongan
kuhampiri mereka kemudian kutarik salah satu
dari mereka yang sedang getol-getolnya ngerjai
dubur Dewi lalu kukangkangi dia, setelah tepat
posisi pelernya diantara bibir kewanitaanku,
kududuki dan langsung masuk seluruh batang
kemaluan prajurit itu. Kugoyang-goyang dengan
gencar hingga prajurit itu kewalahan menghadapi
seranganku, membuatnya tak kuasa menahan
lahar spermanya, menyemburlah spermanya
dalam liang kewanitaanku. Karena aku belum
mencapai klimaks lagi kepalang tanggung sehinga
aku tetap menggoyang pinggulku sampai aku
mencapai klimaks.

Setelah selesai prajurit-prajurit itu mengerjaiku
dan Dewi mereka terlihat lelah. Aku menghampiri
Dewi, kulihat wajahnya sudah lelah, “Gimana
Wik?” bisikku. “Wah! habis aku, sampai aku
klimaks lima kali Sus”, Dewi menjawab
pertanyaanku dengan sisa-sisa tenaganya. Setelah
itu kami minta diantar ke rumah kontrakanku dan
kemudian aku menghubungi jasa mobil derek
kemudian kami istirahat setelah kami mandi
bersama.


Adult | GO HOME | Exit
1/6223
U-ON

inc Powered by Xtgem.com